Nov 4, 2012

Memaknai Idul Qurban

Suami saya adalah anak ke-3 dari empat bersaudara. Kakaknya yang paling tua, Kak Rian (perempuan tapi, ya), mungkin adalah yang paling diuji Allah, karena beliau mengidap penyakit langka selama belasan tahun.

Penyakitnya adalah sejenis penyakit autoimmune. Autoimmune adalah kondisi bawaan, dimana antibodi kita menyerang diri kita sendiri, so it’s more or less an endless battle of us versus ourselves. Ada banyak jenis penyakit autoimmune, contohnya Christine, finalis MasterChef US season 3 yang buta. Nah, dia juga kena penyakit autoimmune, tuh.

Kalau penyakit Christine berdampak kepada pengelihatannya, penyakit Kak Rian menyerang livernya. Jadi ya begitu, selama belasan tahun, beliau bolak-balik rumah sakit untuk dirawat, di-stenting saluran empedunya. Kak Rian juga selalu berwarna kuning, literally, karena bilirubin beliau selalu tinggi luar biasa, sehingga kulit dan bola mata Kak Rian jadi kuniiing banget. Overall, her disease is merciless, but she kept on fighting :')

Setelah belasan tahun, penyakit kakak kami ini memuncak sebulan lalu. Beliau sampai nggak sadarkan diri, dan secara keseluruhan, kondisinya memprihatinkan sekali. Pada akhirnya, tim dokter dan keluarga Teguh memutuskan, Kak Rian harus menjalani transplan liver karena kondisinya sudah parah.

Jaman dulu, liver itu hanya bisa didonorkan dari pendonor yang sudah meninggal. Tapi sejak tahun 1990-an, pendonor hidup bisa memberikan livernya kepada yang membutuhkan, karena, nggak seperti organ lainnya, liver tuh macem buntut cicak. Kalo dipotong, bisa tumbuh kembali.

Prosedurnya, liver si pasien (yang udah rusak total itu) akan dibuang seluruhnya, sementara liver si pendonor dipotong setengah. Setengah akan dibiarkan di dalam tubuh si pendonor, sementara setengah lagi dipasang di tubuh si pasien. Nanti, setelah 1-2 bulan, liver masing-masing akan tumbuh menjadi utuh kembali. Tentunya dengan segala resiko, efek samping dan kompleksitasnya, ya.

Pendonor NGGAK HARUS anggota keluarga. Siapapun boleh, asalkan kondisi livernya sehat, ukurannya pas, dan golongan darahnya juga cocok. Masalahnya, kalo mau nunggu volunteer, si pasien harus nunggu lama banget, bisa tahunan. Iyalah, emangnya gampang ngedonorin liver? Sementara kalo nunggu kelamaan, takutnya si pasien udah keburu ‘nggak kuat’.

Makanya, sekarang ini makin banyak pasien kasus liver yang menerima donor dari anggota keluarganya. Misalnya, orangtua mendonorkan livernya ke anaknya, atau sebaliknya. Dapetnya lebih cepet, nggak harus nunggu volunteer.

Kak Rian akan menjalani operasi transplan di Singapore. Nah, makanya saya bilang, saya dan Raya mau main kesana, karena Teguh (rencananya) mau bolak-balik nemenin kakaknya.

Minggu lalu, Teguh udah berangkat ke Singapore bareng Kak Rian, suaminya, dan kakaknya yang  nomor dua. Bantu-bantu check-in rumah sakit, mendampingi tes anu itu, standar lah. Ngomong-ngomong, siapa sih yang bakal jadi pendonor buat Kak Rian? Rencananya sih, suaminya. Kami semua (termasuk sang suami) sepakat bahwa sepantasnya memang begitu.

Tapi ternyata, setelah menjalani tes, baru ketahuan bahwa suaminya Kak Rian menderita fatty liver. Dengan kata lain, kondisi livernya nggak memungkinkan untuk didonorkan ke istrinya. Dan setelah dites lebih lanjut, yang paling cocok jadi pendonor adalah… Teguh.

........

Nggak usah tanya gimana reaksi saya pas saya di-interlokal untuk dikasih tau berita tersebut. Rasanya hati saya ditusuk seribu pedang. Ngingetnya aja males. Nggak ada istri yang bisa langsung ikhlas, NGGAK ADA. Termasuk saya.

Setelah penolakan batin keras, pada akhirnya saya ikhlas. Teguh juga ikhlas. Insya Allah semua redho, karena ini menyangkut hidup dan matinya keluarga sendiri. Sepantasnya sih, nggak mikir 2x ya untuk ngedonor. Lucunya, berita ini kami terima dalam hitungan hari setelah Idul Adha. Ini ya, yang namanya betul-betul memaknai Idul Qurban…

Tentunya, transplan ini adalah operasi besar. Bakal makan waktu 10 jam, dan belekan di dada Teguh bakal geday banget, mak. Dan selama masa pemulihan (yang akan makan waktu 1-2 bulan), Teguh nggak bisa keluar Singapore dulu. Setelah itu, Teguh harus hidup super sehat, apalagi karena kantong empedunya bakal isgon, pindah ke kakaknya.

Jadi ya, begitulah. Sekarang saya berada dalam kerempongan luar biasa untuk ngungsi dadakan ke Singapore. Sesegera mungkin. Bawa bayi 3 bulan, pula. Sambil nahan nangis mulu, pula. Zzzzz. Rencananya, yang betul-betul akan manteng di sisi Teguh cuma saya dan Raya, sementara keluarga lain gantian dateng. Belom lagi ngebut mempelajari serba-serbi liver transplantation bak mahasiswi kedokteran SKS.

Memang sih, Allah bersabda, “fa inna ma’al ushri yusro,” tapi nggak bisa dipungkiri, sampai sekarang saya masih takut, kaget, dan bertanya-tanya, “Kenapa harus Teguh?” seribu kali sehari.  Ibu Gemma yang perkasa pasti mengerti.

Dan mungkin cerita pendonoran ini indah dan heroik dalam film-film Hollywood—macem My Sister’s Keeper gitu, ya—tapi dalam kehidupan nyata, percaya deh, yang ada cuma perasaan kalut. Malah kalau boleh egois, I'd rather have my husband to be the spectator than the hero.

Wish us luck ya, nanti saya cerita-cerita lebih lanjut tentang operasinya :)

Yang tergalau,
L.

38 comments:

Suci said...

Lei... Aku yg baca aja ikut deg deg an nih jantung... Sampe pengen nangis juga deh jadinya :'( tapi emang ini jalan terbaik nya ya....
Ikut mendoakan yg terbaik buat Teguh dan Kak Rian. Buat dirimu juga semoga diberik kekuatan. Amin... :')

nonadado said...

Lei, papaku juga tahun lalu harus transplan hati krn kanker hati dan sirosis. Dari 4 anaknya, yang paling cocok untuk donor cm aku. Sama kayak kamu, suamiku jg sempat stress waktu diputuskan harus istrinya yg jadi donor, padahal suamiku dokter jg, yg harusnya lbh ngerti bahwa bagi donor, operasi transplan relatif aman. Aku jg stres sih, kl inget anak2ku. kl sampai ada apa2 sama aku, gmana mereka ya? tp kami akhirnya berpegang pd 1 hal: kalau tujuannya baik, hasilnya niscaya baik. Sy udh standby di SG, udh menjalani semua pemeriksaan, anak2 udh dititipin ke mertua, suami udh standby di SG, tyt hasil lab test yg plg akhir, di leverku, bahasa gampangnya, terlalu banyak pembuluh darah, jadi kl ntar dipotong, susah disambungnya, terlalu besar resiko pendarahannya. lain2nya padahal udah OK. mulai deh pencarian donor diluar keluarga dimulai. akhir kata, kami dapat donornya, bukan dari keluarga, tp dari sahabat keluarga yang punya hati seperti malaikat baiknya, karena mau donorin hatinya tanpa imbalan apa-apa utk menyelamatkan hidup ayah saya. Operasi transplannya Juni tahun lalu. Syukur puji Tuhan, operasi berjalan sukses, ayah saya relatif sehat, dan donornya juga sehat. aku mengerti sekali susahnya hatimu Lei. Mengijinkan suamimu jadi donor, itu udah menunjukkan betapa tidak egoisnya dirimu. Mudah2an operasi berjalan lancar ya, Pak Teguh sehat, kamu dan babymu juga sehat senantiasa....

Aviation Indonesia Clinic said...

Ikut doakan semoga operasinya lancar
dan bapaknya raya akan sehat-sehat truz

ndhachiyo said...

duhhh klo gw jg mungkin sama kek lw lei gak bakal mauu suami yg donorin.. hikhikhik..
hanya bs mendoakan smuga diberikan yg terbaik utk kak rian dan teguh yah,,

prin_theth said...

Suci, Resna, Ndhachiyo: Makasih yaa buat doanya... Iya, semoga hasilnya yang terbaik buat semua :)

Nonadado: Mbak Nona, makasih banyak ya sharingnya, beneran deh... Soalnya, walaupun udah sejuta kali dikasitau dokter / website bhw liver transplantation itu lumrah dan aman, kalo datang dari mulut yang pernah ngalamin sendiri, selalu merasa tambah pede :') Trus, cerita Mbak Nona juga jadi ngingetin supaya Teguh hrs thoroughly checked juga. Takutnya ada kelainan (misalnya, banyak pembuluh darah kyk Mbak Nona) yg nggak ke-detect dan menyebabkan 'kenapa'2. Thank God all is well with your papa ya... Emang nggak gampang untuk ikhlas (skrg aja kyknya nggak ikhlas-ikhlas amat huhuhu) dan yang penting NGGAK STRESS! Inget ASI bok :'(

Melissa said...

Hai mbak Lei, aku silent reader ni, mao sharing aja, 3 tahun yang lalu mamiku juga harus transplant liver, donornya dari kakak iparnya suamiku.
sekarang uda 3 tahun, dua-duanya dalam kondisi baik, cuma mami aja yang harus bolak balik, si pendonor tinggal sebulan di singapore lalu boleh pulang dan ga usah balik2 lagi :) Saya doakan semoga sukses ya mbak

Kara Gunawan said...

my prayers for you and teguh's family ya la :) hope everything goes well and the recovery will be easy breezy beautiful, COVERGIRL (ngeguyon dikit biar kamu gak stress hehe)

risti said...

aku cuman bisa peluk leijah sama raya dari jauh *sambil srosotan ingus & air mata*. insya allah selalu diberikan berkah untuk kalian sekeluarga ya

Nisa said...

Samaa..sama ga ikhlasnya *lohh. maksudnya ya emang ga ada yg langsung ikhlas gt ya ngedepin kaya ginian.

Cuma bisa bilang ayo semangaat! Bapak teguh pasti baik-baik aja dan cepet recovery nya kalo ditemenin sama istri plus si lucu Raya, aminnn :*

best prayer for you and family ya Lei :)

JJ said...

tengkuk gue langsung dingin, la.. bacanya.
inipun bingung mau komen apa *hla?
semoga semuanya dilancarkan ya, la. Aaamien.
gimana nasib ASIP? coba gue cari tau juga ya, then i'll DM you

Leony said...

La, kagak usah khawatir. Gue ilang paru-paru separo, rusuk 2 biji, kagak tumbuh lagi pula. Eh ketemu suami heiheheheh *ealah, gue kok santai banget jawabnya*. Ya intinya, ada hikmah yang bisa diambil, ada berkat yang jauhhhhh lebih indah daripada ekspektasi kita sebagai manusia.

Apapun itu, asal kita ikhlas, Tuhan pastiiiiiii lindungin. Jangan khawatir yah! Pasti Tuhan lindungin Teguh, kamu, dan baby Raya.

lulu said...

mendoakan yg terbaik untuk kalian. kak Rian cpt sembuh, T cpt pulih, semua lancar, aamiin.
tak lupa kesehatan buatmu dan Raya, Lei, kesehatan dan supportmu yg plg utama. aamiin
all is well

bolissa said...

Luar biasa ya pelajaran hidupmu kak. Hebat.
God bless you and the whole gang!

Tesa Arestya said...

Kak Lei,,aq juga silent reader kamu.walaupun kita gak saling kenal tapi aq doakan deh semoga smua proses yg akan dilaluin bs brjalan lancar. dan kak lei dan raya keep healty yaaa,,,

salam, cha. :)

PoppieS said...

Semoga semua berjalan lancar, baik operasi maupun pemulihan.. Dan semua kembali sehat walafiat dan selalu bahagia samasama.

Amiiiinnnn...

Gemma said...

Kalo Acus kecil bisa, Oom-nya apa lagi!

Wajar kok La, 'nderedeg' gini, ya namanya juga cinta yaa.. Nangis aja dulu puas-puasin.. (Biasanya bantu tuh mewek2an) Tapi yakin, kalian pasti bisa melalui hal ini.

Semoga Kak Rian & Uda Tugk sehat selalu semuanya ya, keluarganya juga diberikan kekuatan semua. Watermelooon!
*peyuk* *tos arit*

snd said...

rolling tonnes and tonnes of good juju your way! :) :)

Lani said...

Hope everything will be okay ya say *peluk*

Arman said...

good luck ya...
moga2 operasinya berjalan lancar dan both Teguh dan kak Rian bisa pulih segera... :)

fina said...

wih... cobaan yang berat ya Lei. smoga smua lancar dan sesuai harapan. *hugs*

anti said...

mba lei.. aku komen ngga bisa-bisa nih.. :|

semangat ya mba lei mas Teguh & baby Raya! insya Allah keikhlasan berbuah kelancaran. mas Teguh & kakak juga cepat pulihnya nanti. amiin. :)

bismillaaaaaaah.. :)

Rere said...

Lei, ikut mendoakan ya semoga semua persiapan dan operasinya lancar.

Oiya, jaga kesehatan ya Lei, Raya juga :)

myleedya said...

Lei..yang ikhlas yaa. Semoga operasinya Teguh n kak Rian berjalan lancar, sukses dan pemulihannya bisa cepat biar bisa main-main lagi sama Raya

winkthinking said...

Ah, satu pejuang yang saya kagumin udah kasi penguatan ya *hai mbak Gemma..Acus pasti makin sehat deh
Semoga semua berjalan baik dan pendonor dan yang nerima akan selalu sehat setelahnya. Mbak Lei jaga kondisi ya, karena dampingin orang sakit butuh stamina tinggi. Walau posting sini ga mengharu biru, pasti perasaan kadang nelangsa *sokteu* Saya doakan selalu kuat dan semangat ya mbak..

ichannisa said...

selalu didoakan, semoga semuanya berjalan lancar dan diberikan yang terbaik.
semangat Lei.. :')

Anonymous said...

Mbak Lei, kok sedih ya bacanya, hehe...

Stay strong ya Mbak, insya Allah ada balasan yang luar biasa indah untuk pengorbanan yang luar biasa ini...

keblug said...

Lei, InsyaAllah Teguh, kak Rian dan keluarga kecil kalian bisa ngelewati semua ini.
Allah bersama hambanya yg sabar :)
*doa gw dari jauh*

cicianggitha said...

WOW..!!

ujian yang luar biasa Lei.. :)
semoga berkah dari Gusti Allah selalu terlimpah...
dan semoga segalanya lancar, aman, dan sehat sentosa semuanya... amin.

Anonymous said...

subhanallah...ihk jd sesenggukan bacanya...

semoga mb lela+baby raya dan keluarga besar mb lela berlapang dada dengan ujian ALLAH

ALLAH tidak akan menguji hambanya di luar batas kemampuannya. Insya ALLAH ada hikmah baik di balik TAKDIR ALLAH kepada keluarga kecil mb lela dan keluarga besar mb lela.

anakelima said...

speechless...salut luar biasa sama suamimu, sister keeper pisan :')

walaupun kita gak saling kenal, saya turut mendoakan, semoga Laila dan suami diberikan kesabaran, keikhlasan, kekuatan fisik dan mental dan pahala yang luar biasa besarnya.
semoga operasinya sukses, pemulihannya lancar, sehat-sehat, banyak rezeki, bahagia dunia akhirat. amiiin
semangkaaaaa :)

Chel said...

Lei..
turut mendoakan semoga semuanya dapat hasil yg terbaik yaaa :)
sungguh besar perjuangannya mr T dan kakaknya, insya Allah dibalas yg lebih indah lagi

btw.. transplant liver udah lumrah kan ya di sini? duh abis dari Beijing dan itu tukang obat selalu bilang gak ada yg pernah berhasil transplant liver..
padahal di Indonesia banyak yg berhasil..

Anonymous said...

Ini sely yg komen ko tega2 amat yak ngomongnya....bikin org jd drop aja. ckckckck

Anonymous said...

Ini sely kok komennya tega amat bikin drop aja....ckckckckck

Chel said...

anonymous,

waduh salah tanggep nih
maksud ku malah yg di beijing itu tempat pengobatan herbal yg klaim liver ga bisa di transplant, padahal yg berhasil jg banyak banget di dunia..
dan tempat pengobatan herbal itu ujung2nya cuma 'jualan' obat tanpa riset lebih lanjut..

maaf ya Lei kalau salah kata2 :)

UuL said...

Cuma bisa berdoa semoga operasi transplantasinya berjalan lancar. Dan T dan kak Rian sehat selalu. Amiin

sabar ya Lei..semua pasti ada hikmahnya.. :)

Unknown said...

Insya allah ini yang terbaik ya Lei dan semoga semuanya baik2 aja, lancar2 aja..amin amin YRA

Anastasia said...

Mbak lei... bacanya adak-agak mixed feeling terharu dan sedih. Ngerelain suami mendonorkan liver pasti gak gampang. Tapi yakin Tuhan pasti melindungi orang-orang baik.

If only i can do the same. Papa divonis kanker hati dan cara terakhirnya juga donor liver. Belum sempat periksa-periksa kemungkinan cocok keluarganya dia sudah kembali ke Tuhan.

Semangat ya mbak. :)

Triana said...

Mbak Lei, aku baru baca yg ini ..

Mbak Lei tegar sekali, mudah2an keikhlasannya berbuah pahala dan ridho Allah yg lebih indah dr dunia dan seisinya...

amin

Post a Comment