Odaiba - 26 April 2012
Vwat is Odaiba?
Odaiba adalah sebuah entertainment district alias pusat hiburan yang berlokasi di sebuah man-made island di Tokyo. Kalo nyebut ‘pusat hiburan’, mungkin yang kebayang Ancol ya. Tapi ini rada beda sih. Secara singkat, disini ada: bermacam-macam mall, tempat makan, perkantoran, berbagai museum, mini indoor theme park, dan bahkan onsen alias pemandian air panas.
Jadi harusnya seru ya. Tapi karena sikon-sikon tertentu, kami nggak bisa nyobain tempat-tempat andalan Odaiba, misalnya, science museum Miraikan yang guede banget itu (alasan: keburu capek), atau mini indoor theme park Sega Joypolis (alasan: tutup! Pret). Dengan demikian, 'keseruan' Odaiba waktu kami kesana kemaren ini kurang terasa.
Percayakah Anda, tahun 2009 dulu saya sempat naik wahana setan ini di Sega Joypolis? Menantang maut!
Apalagi waktu itu tempatnya lagi sepi dan ujan, sehingga suasana menjadi sepi-sepi kuburan gimanaaa, gitu.
How To Get There
Ada banyak jalan menuju Roma, ada banyak jalan juga menuju Odaiba. Dari pusat kota Tokyo, kita bisa naik kereta, naik monorail, naik boat, bisa juga jalan kaki *trus sampe Odaiba isdet deh*.
Karena dulu pernah ngerasain ke Odaiba naik monorail, maka kali ini saya minta naik boat. Plusnya, lumayan lah, ada variasi ngeliat aer setelah berhari-hari ngeliat kereta mulu. Minusnya, perlu sedikit effort untuk mencapai pelabuhan Hinode. Perahunya terjadwal pula. Nggak kayak kereta, yang bisa tiap 5 menit sekali liwat depan idung.
Hari ini kami cabs dari hotel sekitar jam 11 siang, karena harus nyampe Hinode Pier jam 12. Uwow, ternyata boatnya baru akan dateng jam 12.45. Jadilah kami duduk-duduk dulu di areal pelabuhan sambil mamam-mamam esgrim.
To Odaiba We Go!
Setelah nunggu setengah jem, akhirnya si perahu dateng juga dyeeeh…
Perahunya enak sih. Bersih. Sayang, deck area di atas ditutup, jadi saya nggak bisa melancarkan aksi kamse standar: menantang angin di pinggir perahu, membentangkan tangan ala Titanic, trus nyenyong My Heart Will Go On.
Video-videoan aja deeeh...
Tapi sejujurnya, waktu itu saya juga nggak napsu kelincahan di boat. Soalnya lagi ngantuk parah! Huhuhu... Kayaknya jalan-jalan di hari-hari sebelumnya has taken its toll deh, jadi di hari ke-5 ini, stamina saya drop. Ibarat kalo di The Sims, bar-nya udah warna merah. Alhamdulillah, nggak pake pilek atau sumeng, cuma lemes, gontai dan super ngantuk aja. Kalo muka nggak dicelupin concealer, lingkaran hitam mata saya kelihatan jelas banget. Jelek!
Makanya, kami nggak berani jalan-jalan ke tempat lain selain ke Odaiba aja hari ini.
Alhasil, sepanjang perjalanan Hinode Pier – Odaiba, saya semaput. Tidore! Boatnya sih selow banget, tapi perjalanannya tetap tergolong cepat. 20 menit saza. Jadi pas saya baru intro mimpi, udah dibangunin karena sampe. Yaaaah…
Sesampai Odaiba, kami duduk-duduk bentar di pantai buatan mereka (yang kerasa banget steril dan fake-nya, tapi nyaman buat gegoleran dan bawa anak kecil lari-lari) trus lanjut ke Decks Tokyo Beach.
Duduk-duduk di pantai buatan
Menemukan karikatur yang digambar orang di pasir. Ih lucu! Bagi gue yang cuma bisa gambar stick figure...
First Stop: Decks Tokyo Beach
Decks Tokyo Beach adalah salah satu gedung pertokoan di Odaiba. Penampakan luarnya seru yah! Penuh kanopi warna-warni. Kalo lagi weekend / hari rame, suka ada street performer di sepanjang boardwalknya. Dari mulai sulap sampe akrobat. Sayang, as I’ve mentioned before, hari ini lagi sepi.
Tadinya kami nggak niat masuk Decks ini, karena isinya cuma restoran dan pertokoan. Etapi mendadak ujan. Terpaksa masuk deh. Yowis, sekalian lunch dulu.
Setelah keliling-keliling, kami memutuskan untuk asal masup ke sebuah restoran yang kelihatannya spesialis karage alias goreng-gorengan. Soal signage mah jangan tanya yaaa… semua plang restoran-restorannya total ber-aksara Jepang semua. Jadi sebenernya kami nggak tau, yang digoreng tuh apaan. Makanan halal? Haram? Ular? Kuda? Bayi manusia?
Setelah meletakkan pantat di kursi, kami disodorin list menu. Untungnya versi bahasa Enggris.
E e eeeh… menu-nya babi semua! Ternyata ini restoran kheuseus pork cutlets, HAHAHAHA. Ironissss. Kumaha atuh ya? Yang paling bener sih beranjak pergi, tapi kurang enak sama yang punya restoran. Mana kami satu-satunya pelanggan waktu itu.
Tapi karena masih takut dosa, saya memberanikan diri jalan ke dapur (di areal makannya nggak ada pelayan, bok), celingak-celinguk, trus mulai meracau, “Sumimasen! Sumimasen! Gomenasai… Butaniku! Ie!”
Eaaaaa...! Secara grammar sih itu kalimat pasti ngaco banget! Intinya adalah, sumimasen = permisi, gomenasai = maaf, butaniku = babi, ie = no (lawannya ‘haik!’). Nggak lupa pake menyilangkan tangan di depan muka, seperti membentuk huruf X, ala Goggle V—the Japanese sign language of saying ‘no’ (jadi bukan geleng-geleng kepala ya).
Alhamdulillah, DIMENGERTI oleh para empu restoran! Mereka langsung “Aaaah… Haik, haik!” Trus menyilahkan kami cabut tanpa pake sebel. Mungkin karena liat jilbab juga kali, ya.
Ujung-ujungnya kami makan di restoran sebelah, setelah sebelumnya bawelin pelayan bahwa kami nggak makan babi :D
Kelar makan, kami masih terjebak di dalam Decks Tokyo Beach karena di luar masih ujan. Akhirnya turun satu lantai, dimana kami menemukan semacam dunia parallel ala Twilight Zone.
Asli, lantai ini aneh banget. Bentuknya lorong-lorong gelap, berisi toko-toko yang ngejual printilan Jepang yang menjurus ke freaky.
Di ujung depan lorong, kami menemukan sebuah toko souvenir seru...
... meski yang dijual tetep aneh-aneh. OK, sebagian barang-barangnya emang imut, sebagian lagi barang-barangnya jenaka, tapi sisanya… aneh.
Hello Kitty dan Monchichi! Masih lucu...
Setipan dalam berbagai bentuk! Masih lucu...
Doraemon! Masih lucu...
Ghibli characters! Masih lucu...
Kartu pos vintage! OK, mulai ngakak.
Dari negara mana pun, potongan gaya tahun 80an keatas emang sama aja ya (nggak enaknya), hihihi
Maaf ya, mulai nggak jelas...
... se-nggak-jelas godzilla ber-Bibir Mer ini. Ini makhluk apaan sih?!
Herannya, T doyan banget sama toko souvenir ini. Belanjanya sampe nggak pake diliat, langsung diraup aja. Segala-gala masuk ke keranjang belanjaan. Pas ditanya buat siapa, doi juga nggak tau!
Kalo jalan ke dalem lagi, lorong lantai ini semakin gelap, toko-tokonya semakin freaky, dan bahkan ada rumah hantu walkthrough, macem yang lagi ada di PIM sekarang. Dan rumah hantunya majang patung kuntilanak Jepang aja gitu di depan, zzzz. Trus mending kalo rame. Ini nggak ada pengunjungnya! Suasana semakin mencekam!
Yah, kira-kira begini lah yang terpajang di depan. Agak bang to the ke, ya.
Saya sampe nggak khatam jalan sampe ujung, lho. Yabeees.... Hati mulai waswas ketika di sebelah kanan ada rumah hantu, di sebelah kiri ada toko topeng-topeng nggak lucu, trus di depan ada toko baju bayi dengan motif-motif tattoo (dan nggak keren, sumpah). Bikin gelisah lah, ya!
Daripada saya nangis, akhirnya kami keluar dari lantai agak aneh ini…
Lantas, kemana dong? Di luar pan masih ujan? Mau nggak mau, kami nyari jalan tembus dari dalam Decks menuju mall sebelah—Aquacity. Pokoknya kudu stay indoor, karena aku sudah bosan keujanan di Tokyo.
Second Stop: Aquacity
Nah, Aqua City nih bentukannya Alhamdulillah lebih modern, lebih terang benderang, dan nggak se-gloomy Decks Tokyo Beach. Apalagi, secara nggak sengaja, saya menemukan Babies 'R Us. Ya udah, bubar deh… Langsong belenjeus untuk orok tercinta!
Baby kimono!
Cerita lengkap tentang Babies 'R Us ada disini.
Keluar dari Babies 'R Us, kami disambut oleh sebuah pet shop keren dan super lengkap. Sampe nyaru deh sama toko stationary.
Stroller anjingnya, ack! Kalah deh Yaya
Di deket pet shop tersebut, ada cat café! Aaaa, kawaii!
Bagi yang belum tau, cat café adalah salah satu dari sekian banyak kafe ‘aneh-aneh’ yang terdapat Jepang. Orang Jepang ‘kan banyak yang kesepian dan butuh piaraan untuk di-ndusel-ndusel. Sayangnya, kebanyakan pada nggak punya waktu ngurus, atau apartemennya kekecilan untuk miara binatang. Untungnya, di Tokyo ada bermacam-macam solusi. Contohnya, ada tempat penyewaan anjing, dan ada cat café ini yang tersebar di penjuru Tokyo.
Konsepnya mirip dengan kafe biasa. Kita masuk, duduk, trus pesen minum dan kue. Bedanya, di seantero ruangan, ada belasan kucing bebas lepas berkeliaran. Kucing-kucingnya lucuuuu banget… Mereka bisa kita mainin, gendong-gendong, asal jangan di-abuse, diculik, atau dikasih makan aneh-aneh. Tarif per jam nongkrong di cat café begini sekitar Rp100,000, di luar makan-minum.
Kucingnya tentu saja kece binti terawat yaaa… Kalo kucing budukan sih, makan di warung Ayam Goreng Pemuda juga banyak yang seliweran di kaki.
Ngintip cat café di Aquacity lewat jendela
Kalo dipikir-pikir, cat café nih contoh sejati “menyayangi tidak harus memiliki” ya! Coba deh bikin Boys Café, atau Girls Café. Elus boleh, bawa pulang jangan!
Anyway, sejak di Jakarta, saya udah mohon-mohon ke T supaya boleh mampir ke salah satu cat café di Tokyo. Eh, ditolak dengan keras! Doi bilang karena saya hamil, takut kena virus toksoplasma de el el. Tapi saya tau tuh, alasan sebenernya adalah karena T nggak suka binatang. Mumpung niye!
Third Stop: Palette Town
Kami sempet ngemil es grim di Aqua City, sebelum lanjut ke kawasan Palette Town. Sebenernya hari sudah sore menjelang maghrib, dan cuaca masih mendung-mendung gerimis. Tapi saya maksa mau naik giant ferris wheel alias bianglala raksasa di Palette Town. Masa’ di Odaiba liat mall doang? At least nyicip atraksi non-mall-nya lah sebiji.
Gede banget ini, cong. Diameter 100 meter, tinggi total 115 meter.
Ternyata salah juga sih naik ferris wheel, karena gondola-nya goyaaaang ketiup angin kenceng! Pemandangan ke bawah pun kurang kece, karena mendung dan emang udah sore.
Sempet mampir sebentar ke Toyota Mega Web. Selain showroom, Toyota Mega Web ini juga punya banyak display interaktif untuk anak-anak maupun dewasa. Nggak seputar mobil-mobilan aja, tapi juga alat-alat peraga ilmu sains tentang global warming, listrik, dan sebagainya.
Karena udah pada tutup, T cuma sempet nyobain main gim race car. Nggak beda sih sama gim yang ada di bioskop-bioskop Jakarta, zzzz…
Sebelum pulang, kami nyempetin dinner dulu di McDonalds Odaiba, trus melipir ke kafe sebelahnya untuk mamam dessert. Kafe apakah ituuuu…? JREEEEENG!
Jadi walopun kami nggak ada agenda ke Sanrio Puroland, lumayan lah ya, bisa ngerasain mabok Hello Kitty di kafe khusus Kitty-chan ini. Agak pusing sih, ngeliat interior pink tanpa ampun dari langit-langit sampe lantai gini. Tobat! Hihihi… Maafkan aku ya, wahai Dewi Hello Kitty Frida Yasmin…
Jam 7.30 malam, kami pulang naik monorail Yurikamome. Lagi-lagi saya super teler dan kedinginan, jadilah peluk-pelukan sama T di keweta. Ihiiiy.
Sampai hotel jam 9 malem. Langsung ngok di kasur.
Overall...
Sebenernya Odaiba tuh nggak terlalu gede. Apalagi kalo tempat-tempat andalannya di-skip (sebagai gambaran, kalo kami bisa main ke Miraikan atau Sega Joypolis, pasti bakal spend time lebih lama disana).
Karena Odaiba nih nggak gede-gede amat, seandainya fisik saya masih berupa bodi anak perawan singset, kami nggak bakal cuma ke Odaiba hari ini. Nambah agenda manjat Gunung Fuji kali ya!
Sayangnya, status saya adalah ibu-ibu bunting, jadilah ahenda kami hari ini cuma kesini. Doang-thok-only. Begitulah motto jalan-jalan sama bumil: lebih baik garing sedikit daripada maksain. Sabar ya T! Pukpuk.
Karena Odaiba nih nggak gede-gede amat, seandainya fisik saya masih berupa bodi anak perawan singset, kami nggak bakal cuma ke Odaiba hari ini. Nambah agenda manjat Gunung Fuji kali ya!
Sayangnya, status saya adalah ibu-ibu bunting, jadilah ahenda kami hari ini cuma kesini. Doang-thok-only. Begitulah motto jalan-jalan sama bumil: lebih baik garing sedikit daripada maksain. Sabar ya T! Pukpuk.
13 comments:
superngakak liat foto2 postcard. bapak2 kumisan pake bandana bayi & jagoan samurai gondrong berpose bibir unyu dan mamaaa...ada idolamu dian pi5esha.LOL.
eh tapi itu hellokitty cafenya keyen ya, kalo bawa anak cewe pasti bahagia
Mbak lei.... Jilbabnya bageuuuus
Gak mau ditaro di deretan garage sale blog ini mbak? Ehehehhe
Dinniw: Hihihi emang agak jenaka ya Mbak! Tadinya mau beli, tapi 300 yen sebungkus (pelit), trus ntar bingung juga mau diapain. Masa' ditempel di kaca meja rias...
Gadis: Jangaaan, soalnya itu oleh-oleh dari ipar dari Turki, kalo dijual ntar aku dimusuhin 'kan gaswat hihihi.
Lanjut lagi ceritanya ^^
liputan perjalanannya bener2 seru
sambil baca postingan ini mbak.. aku cuma bisa teriak "aaah..." "aaaahhh.." "iiiihh.." sampe temen sebelah meja nanyain.. "kenapa mbak?"
ituuuu di Deck Tokyo Beach astaga mak jan! mungkin aku akan seperti T kali ye.. gak peduli buat sape.. yang penting beli doloooo! hello kitty doraemon dan bala bala! TERLALU LUCU UNTUK DILEWATKAN..
dan baby 'r us nya hadooooh emak tolong! lucu amat itu kimono baby-nye! mamy poko bentuk celana mickey mouse.. dan stroller maclaren dengan warna cantak ituh HIH! lucu sekaliii! *gak sekalian beli mbak? itu lucu banget lho di endonesa belum ada kayaknye! :D*
enak tuh kalo si mbak-mbaknya gak ngintilin kemana-mana.. kalo perlu aja di panggil.. kalo disini ngintilin mulu.. padahal kan mo liat-liat dulu mbaknya masnyaaa.. :P
Alika: Thank you, Mbak :)
Edna: Hahaha, aduh aku maunya juga ngeboyong pulang itu popok-popok sama stroller. Tapi diboyong pake apaaa... Seandainya mereka jual Senter Pengecil-nya Doraemon versi asli ya hihihi.
okay. T. In. Hello kitty cafe...
bwahahahahaha.
duh Lei, liat penghapus bentuk makanan gitu jadi sedihhh....
aku ngumpulin lho....dah hampir semua yang ada di foto itu punya, tapi gak punya yang bentuk makanan Jepang.....
pengennn.... :)
JJ: Epic, isn't it? Kesian ya, kemaskulinan laki gue semacam di-abuse di blog indang :D
Lulu: Ooogituu... Waaa, padahal kalo tau dulu bisa nitip yah! Pertanyaanku Mbak: beneran bisa buat ngapus nggak sih? Pastinya mah nggak bersih ya?
Aaaaaaaa waktu gue ke Odaiba gak sampe ke decks tokyo beach-nyaaaa... sebel! Kalo tau ada banyak toko dengan barang-barang ucul gitu pasti dibela-belain mampir!
APAH? bisa-bisanya gak suka cafe Hello Kitty! Hatimu pasti warnanya bukan pink dan terbuat dari renda seperti punyaku deh...
Fry: Hoyaaa? Lo datengnya dari arah Palette Town ujung sana ya, bok? Gue malah nyesel dateng dari arah Decks... Jadinya nggak sempet ke arah sebaliknya. Liat Gundam raksasa itu lhooo *kayak suka Gundam aja* Buru lanjut cerita Tokyomu, gan!
mbaaak..salam kenal itu si kafe hello kitty disebelah mananya Decks insha allah bln dpn mao ke odaiba nihh... btw itu kafe halal ga ?? kasih tau ancer2nya donk..plz
Vivi: Haloo Viviii... Kafe HelKit-nya terletak di lantai paling bawah, persis sebelahnya McDonalds. Coba tanya-tanya aja dimana McD, pasti nemu kok.
Soal kehalalan, maaf banget aku juga kurang yakin :D Untuk membantu, coba download apps namanya Halal Japan, katanya lumayan membantu (kalo punya produk apple / android). Have fun ya...
Post a Comment